Teknik - Teknik Penciptaan Teater Beserta Penjelasannya
Teknik-teknik penciptaan teater - Halo sob, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai teknik penciptaan teater yang mana teknik ini dibagi menjadi 10. Teater memang sangat menarik untuk dinikmati. Teater seoerti halnya karya sastra yang lain terbangun dari berbagai unsur. Nah bagi sobat yang ingin membuat sebuah teater sebaiknya perhatikan unsur-unsur pada teknik penciptaan teater berikut ini.
Naskah adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dari naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan oleh para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring).
Jika sobat membaca naskah teater, sobat akan menemukan unsur-unsur seperti prolog, dialog, petunjuk pementasan, dan epilog.
Dalam pembuatan naskah perlu memperhatikan hal berikut.
Pentas atau panggung ditata oleh seorang seniman penata sebelum digunakan untuk pertunjukan. Orang yang bertugas sebagai penata disebut dengan penata pentas. Set panggung atau pentas yaitu penampilan visual lingkungan sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani atau memperindah gerak laku.
Pemain merupakan tulang punggung pementasan. Pemainlah yang secara langsung tampil saat pementasan dan berhadapan dengan penonton. Untuk mentransformasikan naskah diatas panggung , dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata.
Pemain adalah alat untuk memperagakan tokoh. Namun, bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain mempunyai wewenang untuk membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar mampu merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntun untuk menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus, yaitu jasmani, rohani, dan intelektual.
Sutradara adalah orang yang bertugas menafsirkan naskah dan mengaktualisasikannya ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh, dari persinggungannya dengan naskah yang memunculkan interpensi sampai mengaktualisasikannya ke dalam seni pertunjukkan.
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pementasan teater. Properti sangat pentung untuk menunjang pertunjukkan teater. Contohnya adalah kursi, meja, hiasan ruang dekor, dan lain sebagainya.
Sutradara adalah penggagas pertama yang akan memunculkan suatu karya tetaer. Sutradara dapat pula merangkap sebagai penulis naskah, sehingga ide-idenya dapat langsung dituangkan ke dalam naskahnya, termasuk cara pementasannya. Ide-ide itu selanjutnya disampaikan kepada kelompok atau grup untuk mendapatkan respon. Setelah mendapatkan respon positif dari kelompoknya, rapat perencanaan garapan teater pun dilakukan. Setelah semua pihak sepakat, maka tahap selanjutnya adalah pembagian tugas yang akan dilakukan oleh masing-masing anggotanya sesuai dengan tugas yang didapatkan.
Selama proses penciptaan karya teater, para penata atau tim harus selalu berkonsultasi dengan sutradara. Hasil tafsiran penata atau tim diwujudkan dalam bentuk karya cipta. Penata pentas mewujudkan karya cipta pentas atau panggung. Penata busana mewujudkan karyanya dalam bentuk desain kostum para pemain. Penata rias menghasilkan karya cipta desain rias para tokoh cerita. Penata musik sampai penataan keperluan lainnya.
Latihan teater diawali dengan melakukan eksplorasi idiom-idiom musik, dialog, artistik, pentas, rias, dan busana. Para pemain harus melakukan latihan olah tubuh, olah vokal, olah sukma, reading tex, dan blocking. Setelah para pemeran hafal dialog, latihan digabung dengan musik dan penggunaan properti.
Pergelaran teater adalah persentasi estetis hasil pencarian dan latihan melalui proses yang sangat panjang. Teater harus dikelola sedemikian rupa agar pergelaran teater berjalan dengan lancar dan sukses. Semua pihak harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Evaluasi bisa dilakukan sutradara setelah pergelaran berakhir. Evaluasi dilakukan mulai dari proses hingga pertunjukkan berakhir. Jika sobat mengevaluasi suatu teater, sobat harus memperhatikan jalannya teater secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan karya teater berikutnya.
Nah, demikianlah teknik penciptaan teater yang perlu sobat ketahui, semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sobat mengenai seni teater. Cukup sekian artikel pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.
Teknik penciptaan teater
1. Naskah / Lakon
Naskah adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dari naskah tersebut termuat nama-nama dan lakon tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan oleh para tokoh dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring).
Jika sobat membaca naskah teater, sobat akan menemukan unsur-unsur seperti prolog, dialog, petunjuk pementasan, dan epilog.
Dalam pembuatan naskah perlu memperhatikan hal berikut.
- Pemilihan materi
- Menentukan tema
- Penyusunan watak
- Pengolahan materi
- Penulisan naskah
2. Pentas / Panggung
Pentas atau panggung ditata oleh seorang seniman penata sebelum digunakan untuk pertunjukan. Orang yang bertugas sebagai penata disebut dengan penata pentas. Set panggung atau pentas yaitu penampilan visual lingkungan sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani atau memperindah gerak laku.
3. Pemain
Pemain merupakan tulang punggung pementasan. Pemainlah yang secara langsung tampil saat pementasan dan berhadapan dengan penonton. Untuk mentransformasikan naskah diatas panggung , dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata.
Pemain adalah alat untuk memperagakan tokoh. Namun, bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain mempunyai wewenang untuk membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar mampu merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntun untuk menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus, yaitu jasmani, rohani, dan intelektual.
4. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas menafsirkan naskah dan mengaktualisasikannya ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh, dari persinggungannya dengan naskah yang memunculkan interpensi sampai mengaktualisasikannya ke dalam seni pertunjukkan.
5. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pementasan teater. Properti sangat pentung untuk menunjang pertunjukkan teater. Contohnya adalah kursi, meja, hiasan ruang dekor, dan lain sebagainya.
6. Prosedur
Sutradara adalah penggagas pertama yang akan memunculkan suatu karya tetaer. Sutradara dapat pula merangkap sebagai penulis naskah, sehingga ide-idenya dapat langsung dituangkan ke dalam naskahnya, termasuk cara pementasannya. Ide-ide itu selanjutnya disampaikan kepada kelompok atau grup untuk mendapatkan respon. Setelah mendapatkan respon positif dari kelompoknya, rapat perencanaan garapan teater pun dilakukan. Setelah semua pihak sepakat, maka tahap selanjutnya adalah pembagian tugas yang akan dilakukan oleh masing-masing anggotanya sesuai dengan tugas yang didapatkan.
7. Penciptaan
Selama proses penciptaan karya teater, para penata atau tim harus selalu berkonsultasi dengan sutradara. Hasil tafsiran penata atau tim diwujudkan dalam bentuk karya cipta. Penata pentas mewujudkan karya cipta pentas atau panggung. Penata busana mewujudkan karyanya dalam bentuk desain kostum para pemain. Penata rias menghasilkan karya cipta desain rias para tokoh cerita. Penata musik sampai penataan keperluan lainnya.
8. LatihanTeater
Latihan teater diawali dengan melakukan eksplorasi idiom-idiom musik, dialog, artistik, pentas, rias, dan busana. Para pemain harus melakukan latihan olah tubuh, olah vokal, olah sukma, reading tex, dan blocking. Setelah para pemeran hafal dialog, latihan digabung dengan musik dan penggunaan properti.
9. Pergelaran Teater
Pergelaran teater adalah persentasi estetis hasil pencarian dan latihan melalui proses yang sangat panjang. Teater harus dikelola sedemikian rupa agar pergelaran teater berjalan dengan lancar dan sukses. Semua pihak harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
10. Evaluasi
Evaluasi bisa dilakukan sutradara setelah pergelaran berakhir. Evaluasi dilakukan mulai dari proses hingga pertunjukkan berakhir. Jika sobat mengevaluasi suatu teater, sobat harus memperhatikan jalannya teater secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan karya teater berikutnya.
Nah, demikianlah teknik penciptaan teater yang perlu sobat ketahui, semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sobat mengenai seni teater. Cukup sekian artikel pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Teknik - Teknik Penciptaan Teater Beserta Penjelasannya"
Posting Komentar
~ Bila ada pertanyaan dan masukan, silahkan tinggalkan komentar sobat ~